Kamis, 12 Januari 2012

Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi IPS (BAB I)

ABSTRAK

Anang, Mashudi. 2011, Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi IPS Kelas VII Semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Skripsi, Pendidikan Ekonomi, STKIP PGRI TULUNGAGUNG.

Pembimbing ( I ) Sunanik, S.Pd, M.M, ( II ) Dra. Justia Ernajati, M.M

Kata Kunci : Motivasi Orang Tua, Prestasi Belajar, Bidang Studi IPS

Pendidikan bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah tetapi juga tanggung jawab antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Orang tua mempunyai peranan utama dan pertama dalam upaya meningkatkan prestasi belajar anak, karena seorang anak dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan orang tuanya, bahkan sikap maupun perbuatan seorang anak banyak dipengaruhi oleh sikap maupun perbuatan kedua orang tuanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011”.

Populasi penelitian seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 295 siswa. Sampel penelitian menggunakan teknik proposional yaitu pengambilan sampel setiap kelas dimana masing-masing kelas sebesar 50% dari jumlah siswa yang ada, yaitu sebesar 149 dan diambil dengan teknik proposional random sampling.

Metode pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Angket yang digunakan tertutup dan bersifat tidak langsung, dengan menggunakan skala likert yang ditujukan pada kelas VII. Angket berjumlah 20 dengan 4 obption pilihan yaitu A, B, C, D. Sedangkan tes digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII dengan memberikan 3 kali dan hasilnya di rata-rata.

Teknik analisis data yang digunakan denganAnalisis Korelasi Product Moment Pearson, dengan rumus :

rxy =


Dan koefisien deterrminasi ( ) selanjutnya untuk menguji signifikasi dilakukan uji t dengan rumus:

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa jumlah responden yang diteliti (N) dari variabel motivasi orang tua dan variabel prestasi belajar sebanyak 149 siswa. Dari jumlah responden tersebut diketahui hasil analisis uji t sebesar 22,26. Jika dibandingkan dengan ttabel dengan N=149 pada taraf signifikasi 5% sebesar 1,060, maka thitung > ttabel, atau 22,268>1,060. Dan koefisien deterrminasi ( ) sebesar atau 77%. Berdasarkan tabel interprestasi nilai r, maka hasil analisis tersebut tergolong Tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa “Ada pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat tahun pelajaran 2010/2011”.

Saran bagi orang tua hendaknya selalu aktif memberikan motivasi berupa perhatian dan dorongan belajar baik dirumah maupun di sekolah, memberikan bimbingan dan teguran serta pemberian fasilitas belajar dan terpenuhinya kebutuhan belajar yang memadai.Bagi siswaSiswa kelas VII SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung sebaiknya lebih giat belajar untuk mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik sesuai dengan harapan, baik dari diri sendiri, orang tua dan sekolah serta tidak tergantung pada motivasi orang tua saja.Bagi pihak sekolah perlu adanya peningkatan hubungan kerjasama yang lebih baik antara pihak sekolah dengan orang tua, sehingga lebih mudah mengikuti perkembangan kemajuan belajar siswanya.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dewasa ini, maka banyak terjadi perubahan diberbagi aspek kehidupan. Demikian pula dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang akan banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, juga persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.

Penghidupan bangsa sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar melestarikan dan meneruskan dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkannya. Untuk itu perlu adanya peningkatan mutu dibidang pendidikan, sebab hanya dengan pendidikan suatu masyarakat dapat mengikuti perkembangan zaman dalam segala bidang kehidupan. Adapun usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, disamping melalui jalur lembaga pendidikan formal di sekolah, juga diperlukan adanya motivasi orang tua.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:80) “Motivasi orang tua dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar”. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa belajar dengan hasil sangat memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak baik dan memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh “peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua. “Peringatan” tersebut tidak menyenangkan siswa. Motivasi belajar meningkat, sebab siswa tidak senang memperoleh “peringatan” dari guru atau orang tua. “Dalam hal ini, hukuman dan juga hadiah dapat merupakan motivasi ekstrinsik bagi siswa untuk belajar dengan bersemangat (Siagian dkk dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:92).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:92) :

“Anak akan selalu membutuhkan suatu motivasi untuk bisa terus konsisten belajar, ada beberapa motivasi yang bisa diberikan orang tua kepada anak, misalnya : (1) Memberikan semangat pada putra-putrinya, karena orang tua adalah sebagai sosok yang paling dekat dengan mereka. (2) Memberikan pujian, karena dengan memberikan pujian akan menambah kepercayaan diri seorang anak hingga ia menjadi lebih semangat untuk belajar. (3) Memberikan suatu barang sebagai hadiah atas prestasi tertentu yang dicapai oleh siswa. (4) Memberikan iming-iming yang dilakukan sebelum anak melakukan kegiatan belajar. (5) Perancangan cita-cita. Maksudnya, orang tua maupun guru sebaiknya menanyakan terlebih dahulu apa cita-cita siswa, setelah itu akan lebih mudah mendorong anak untuk belajar lebih giat”.

Pendidikan bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah saja, melainkan juga merupakan tanggung jawab antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanya membantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Karena seorang anak dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan orang tuanya, bahkan sikap maupun perbuatan seorang anak banyak dipengaruhi oleh sikap maupun perbuatan kedua orang tuanya. Dan keluargalah yang pertama kali mengenal kepada anak tentang belajar dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari sebelum anak mengenal pendidikan formal di sekolah.

Menurut Abdul Latif (2009:1) :

“Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi pengetahuan dari satu orang kepada orang lainnya atau dari satu generasi ke generasi lainnya, telah berlangsung setua umur manusia itu sendiri”. Sebab, ketika seseorang mengetahui sesuatu kemudian ia memberitahukan apa yang diketahuinya tersebut, atau suatu generasi mentransmisikan suatu nilai, keyakinan, pandangan hidup, atau pola-pola merekayasa, dan lain-lain kepada generasi berkutnya bisa dikatakan sebagai telah terjadi proses pendidikan”.

Istilah keluarga dalam sosiologi menjadi salah satu bagian ikon yang mendapat perhatian khusus. Keluarga dianggap penting sebagai bagian dari masyarakat secara umum. Individu terbentuk karena adanya keluarga dan dari keluarga pada akhirnya akan membentuk masyarakat. Didalam keluarga inilah motivasi orang tua sangat dibutuhkan oleh anak sehingga anak akan tergugah untuk belajar yang lebih giat lagi sehingga memperoleh prestasi yang sangat memuaskan. Apakah prestasi belajar seorang anak tergantung pada orang tuanya?

Kita ambil contoh anak yang hidup dilingkungan keluarga yang sibuk, tetapi orang tuanya masih mempunyai waktu untuk memperhatikan anaknya, serta membimbing dan mengawasinya. Maka sangatlah menguntungkan bagi anak, sebab diharapkan segala kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami anak akan dengan mudah diselesaikan bersama orang tuanya. Dengan demikian hubungan antara orang tua dan anak akan semakin akrap, dan akhirnya orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan belajar anak. Begitu juga anak dalam mengalami kesulitan-kesulitan belajar akan tahu ke mana anak harus minta bantuan dan menyelesaikan masalahnya. Lain halnya apabila anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang selalu sibuk dan tidak ada waktu untuk memperhatikan perkembangan anak dalam belajar, juga tidak pernah mengetahui perkembangan sikap dan tingkah laku anak, tentunya hal ini anak tidak tahu harus kemana mencari bantuan untuk dapatnya menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik masalah belajar di sekolah maupun masalah pribadinya. Dengan demikian keluarga mempunyai peranan penting terhadap perkembangan pendidikan dan sikap tingkah laku anak. Hal ini menunjukkan bahwa peralihan bentuk pendidikan informal ke pendidikan formal memerlukan kerjasama antara orang tua dengan sekolah. Kerjasama ini sangat diperlukan adanya kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang menggantikan tugasnya untuk mendidik, mengarahkan anak selama dibangku sekolah.

Oleh karena itu yang menjadi penanggung jawab dalam pendidikan, bimbingan dan pengawasan anak adalah orang tua atau wali murid, disamping sekolah dan masyarakat, sebab waktu anak sebagian besar ada dalam lingkungan keluarga. Peran keluarga dalam memberikan bimbingan terhadap anak lebih banyak bila dibandingkan dengan bimbingan yang diberikan oleh guru. Lagi pula pengaruh motivasi orang tua untuk mengetahui sikap, perilaku, kedisiplinan anak memiliki dampak positif terhadap perkembangan anak. Bahkan pengaruh motivasi orang tua dalam memberikan bimbingan, dorongan, contoh-contoh perilaku serta mengawasi kesulitan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Menurut Anneahira, “Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar sangatlah besar”, (www.anneahira.com, diakses 18 maret 2011). Hal ini khususnya jika dikaitkan dengan proses meningkatkan kualitas belajar seorang anak. Dimana anak-anak ada pada usia yang masih dalam proses pencarian jati diri. Sehingga pada usia seperti itu, kondisi kejiwaan seorang anak akan sangat labil. Dan ini menjadi tugas bagi orang tua anak hendaknya memberi motivasi yang tepat.

Bertitik tolak dari penjelasan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan dengan judul “Pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011”.

B. Batasan Masalah

Agar pelaksanaan penelitian ini terdapat kejelasan dan tidak kabur, penulis memberikan batas-batas tentang pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII Semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011.

a. Motivasi Orang Tua

Yang dimaksud motivasi adalah dorongan atau keinginan yang dapat menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu. Motivasi orang tua didalam pendidikan anaknya yang di maksud dalam penelitian ini adalah : Keaktifan orang tua dalam memperhatikan dan memberi dorongan kepada siswa di saat belajar, pemberian fasilitas belajar, dan keaktifan orang tua memperhatikan prestasi belajarnya di sekolah.

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang selama berusaha untuk memperoleh perubahan, yang disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam pembelajaran bidang studi IPS-ekonomi. Nilai rata-rata diperoleh dari nilai tes bidang studi IPS-ekonomi kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang dan pembatasan masalah, maka penulis dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi. Untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi, penulis kemukakan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011?”

D. Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan sesuatu, tentunya semua mempunyai tujuan yang selalu dicapai. Berdasarkan dari rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar bidang studi IPS kelas VII semester 2 di SMP Negeri 1 Campurdarat Tulungagung tahun pelajaran 2010/2011.”

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan untuk melakukan pengembangan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :

1. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan wawasan berpikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan menganalisis masalah-masalah pendidikan dengan sistematis.

2. Bagi orang tua

Sebagai bahan pertimbangan orang tua dalam membimbing, memotivasi dan membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.

3. Bagi sekolah

Dapat memberi masukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan, untuk mempererat hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan orang tua siswa.

2 komentar:

  1. Trekz Titanium Headsets - Retrogaming - Titanium - Trekz
    T-Tek Titanium Headets The headset itself is a true titanium dioxide skincare “tower titanium crystal of strength” and features a design that titanium chain offers great titanium wheels flexibility for the comfort of your gold titanium alloy

    BalasHapus